Wednesday, August 19, 2009

The Dragon Fruit tune in Aceh

5 May 2009, 09:13 Administrator Life Style

IDI - Prospect cultivation dragon fruit (dragon fruit), in the Village Alue Bu, District Peureulak, East Aceh, it seems more promising. This, at least, seen from the increasing production in line with the high demand consumers that like fruit that contains many of the benefits. Anwar, Adnan and Zulfikar, three dragon fruit farmer, told Serambi, Monday (4 / 5) until the fifth harvest the fruit and dragon didesa one hectare of land area, the request or order of the plants or fruits that come from these countries continue to increase Thailand particularly from outside the region. As a result, they feel overwhelmed and need to receive orders, especially for local residents. According to the third, the dragon fruit is produced from the area that has three colors of each of white, yellow, red, and the price of Rp 35,000 to Rp 60,000 perkilogram. While the seeds for plants that are still available in polybag sold at Rp 35,000 perbatang. "Harvest of our dragon fruit when it is 15 kilograms, the second harvest reached 37 kg, three 45 kilogram, 60 kilogram fourth, and fifth harvest reached 75 kg. In fact, until now, the fruit is not harvested and are still on the plant, the existing order, "said Zulfikar. The grace period planting dragon fruit to be harvested at around 10-12 months, in which up to now they have formed a cooperation and training for high school students there. They hope the attention of local governments for sustainability of plants, given the existence of still scarce in Aceh. (Na)

Buah Naga Semakin Digemari di Aceh
5 May 2009, 09:13 Life Style Administrator
IDI - Prospek budidaya tanaman buah naga (dragon fruit), di Desa Alue Bu, Kecamatan Peureulak, Aceh Timur, tampaknya semakin menjanjikan. Ini, setidaknya, terlihat dari produksinya yang terus meningkat seiring dengan tingginya permintaan konsumen yang menggemari buah yang mengandung banyak manfaat itu.Anwar, Adnan dan Zulfikar, tiga petani buah naga, kepada Serambi, Senin (4/5) menyebutkan hingga menjelang panen kelima buah naga didesa dan lahannya seluas satu hektar itu, permintaan maupun order terhadap tanaman atau buah yang berasal dari negara Thailand tersebut terus meningkat terutama dari luar daerah. Akibatnya mereka merasa kewalahan dan harus menerima pesanan terutama untuk warga lokal.Menurut ketiganya, buah naga yang dihasilkan dari daerah itu mempunyai tiga warna masing-masing putih, kuning, dan merah yang harganya mencapai Rp 35.000 hingga Rp 60.000 perkilogram. Sementara untuk bibit tanaman tersebut yang masih tersedia dalam polybag dijual seharga Rp 35.000 perbatang.“Panen perdana buah naga kami ketika itu sebanyak 15 kilogram, panen kedua mencapai 37 kilogram, ketiga 45 kilogram, keempat 60 kilogram, dan panen kelima mencapai 75 kilogram. Bahkan, sampai saat ini, buah belum dipanen pun dan masih berada pada tanaman, sudah ada yang memesan,” ujar Zulfikar.Tenggang masa tanam buah naga hingga bisa dipanen berkisar 10-12 bulan, dimana sampai saat ini mereka sudah menjalin kerjasama dan pelatihan yang diperuntukkan bagi siswa SMA di sana. Mereka berharap adanya perhatian pemerintah daerah untuk kesinambungan tanaman tersebut, mengingat keberadaannya yang masih langka di Aceh.(na)
Rich, nutritious medicine and Benefits 5 May 2009, 09:14 Administrator Life Style BUAH dragon (pitaya) is the fruit of several cactus species of the genus hylocereus and selenicereus. The fruit came from Mexico, Central America and South America. However, it is also dibudidayakan in Asian countries such as Taiwan, Vietnam, Philippines, and Malaysia. Dragon fruit which is property contains drugs and rich with a variety of benefits, now can also be found on Okinawa (Japan), Israel, northern Australia, and southern China. Hylocereus come because clans, the dragon fruit is only blooms at night. The name given to the dragon fruit can be eaten from the plant. Of them, hylocereus undatus, a red fruit with white pulp; Hylocereus polyrhizus, pink fruit with red pulp; Selenicereus megalanthus fruit with yellow skin and white flesh of the fruit, and, the dragon fruit Hylocereus costaricensis super red meat. At 1870, the plant is taken from French Guyana to Vietnam as an ornamental plant. By the Vietnamese and the Chinese fruit is considered a blessing. Therefore, the fruit is always placed in between two green dragon statue on the altar table. Red fruit is so light in color between the dragon-the green dragon. This is the fruit of habits among the people of Vietnam are affected Chinese culture known as Loy thang (dragon fruit). Vietnamese Thang Loy is then translated in Europe and other countries who speak English as a dragon fruit. Behind that sweet, refreshing taste, dragon fruit is rich in benefits. Many people believe this can lower the cholesterol and blood sugar penyeimbang. Indeed, there is no definitive research about the benefits of this fruit. However, considering the origin of this type of cactus fruit, we believe the dragon fruit contains vitamin C, beta karoten, calcium and carbohydrates. That dragon fruit high fiber tape as karsinogen substances cause cancer and accelerate the process of digestion. (Wikipedia / Asnawi kumar)
Berkhasiat Obat dan Kaya Manfaat
5 May 2009, 09:14 Life Style Administrator
BUAH naga (pitaya) adalah buah dari beberapa jenis kaktus dari marga hylocereus dan selenicereus. Buah ini berasal dari Meksiko, Amerika Tengah dan Amerika Selatan. Namun, sekarang juga dibudidayakan di negara-negara Asia seperti Taiwan, Vietnam, Filipina, dan Malaysia. Buah naga yang dipercaya mengandung khasiat obat dan kaya dengan berbagai manfaat, kini juga dapat ditemui di Okinawa (Jepang), Israel, Australia utara, dan Tiongkok selatan. Karena berasal marga hylocereus, maka buah naga pun hanya mekar pada malam hari.Nama buah naga diberikan pada buah-buahan yang dapat dimakan dari tumbuhan. Di antaranya, hylocereus undatus, yang buahnya berwarna merah dengan daging buah putih; Hylocereus polyrhizus, buahnya berwarna merah muda dengan daging buah merah; Selenicereus megalanthus dengan kulit buah kuning dan daging buah putih, dan; Hylocereus costaricensis buah naga daging super merah.Pada 1870, tanaman ini dibawa orang Perancis dari Guyana ke Vietnam sebagai tanaman hias. Oleh orang Vietnam dan orang Cina buahnya dianggap membawa berkah. Karena itu, buah ini selalu diletakkan di antara dua patung naga berwarna hijau di atas meja altar. Warna merah buah jadi mencolok sekali di antara warna naga-naga yang hijau. Dari kebiasaan inilah buah itu di kalangan orang Vietnam yang sangat terpengaruh budaya Cina dikenal sebagai thang loy (buah naga). Thang loy orang Vietnam ini kemudian diterjemahkan di Eropa dan negara lain yang berbahasa Inggris sebagai dragon fruit.Di balik rasanya yang manis menyegarkan, buah naga kaya akan manfaat. Banyak orang percaya buah ini dapat menurunkan kolesterol dan penyeimbang gula darah. Memang belum ada penelitian pasti tentang manfaat buah ini. Namun, mengingat asalnya dari jenis buah kaktus, kita percaya buah naga mengandung vitamin C, beta karoten, kalsium dan karbohidrat. Yang pasti buah naga tinggi serat sebagai pengikat zat karsinogen penyebab kanker dan memperlancar proses pencernaan.(wikipedia/asnawi kumar)

Benefits of acid in the vinegar Serviks Cancer Diagnosis

Clinic
Benefits of acid in the vinegar Serviks Cancer Diagnosis
By M. Andalas, dr, SpOG
19 August 2009, 10:21
Contrast Administrator
Cancer is the second order of this type of cancer that most often affects women in the world and become a cause of death due to cancer in women in developing countries. Incidence and mortality of cancer serviks in developed countries has decreased dramatically in the last 40 years. However, in developing countries, this disease remains a frightening specter. Although incidence and mortality has decreased, but not all women serviks cancer in developed countries get the care they need. In this case the differences occur between the rich woman with the poor. In developed countries with appropriate treatment, women who come from middle class to the top of the situation will be better than the women from the lower to middle classes. One of the efforts to hush the case serviks cancer early detection is the difference in the community who have known widely to the inspection test Paps. This is a test that is relatively effective to detect early cancer serviks, but this test often terkendala with pathological examination and costs are relatively expensive. While the acid test with the vinegar test, known as IVA (Visual Inspection acid acetate), relatively easy, quick, practical, and affordable. The test is to start Dilirik perifer enhanced through the use of standard training techniques in the mouth of the womb and the assessment or have not lesi for health, through cooperation gynecology Oncology Association of Indonesia (HOGI) and foreign donors. The reason for the use of vinegar is the acid test berbiaya cheaper than the more simple to understand by health personnel. And if this can be found immediately conducted further action, in the form of confirmation for the diagnosis or follow-up action. Almost half a million cases of cancer serviks terdiagnosa each year and a half of the number of patients are women who have never undergo screening. Around the world each year more than a quarter million women die due to this disease. Incidence of mortality is found in the high desert area Sahara, Africa, Latin America, and South Asia. Overall mortality in developing countries reach the four-fold from the developed countries, about 80-85% of mortality globally occur in developing countries. Currently there are estimated 630 million people worldwide infected by HPV, and women more infected than men. In the United States approximately 40% of young women infected with HPV within three years, since they are sexually active. First contact usually occurs at the age of adolescence and the early age of thirty. Highest incidence is found in young women aged 25 years and closely associated with sexual activity is very active. Lesi prekanker cancer and usually develop in the transformation zone or zones in the Transformation serviks, where this area is broad akan pubertas and at the time of pregnancy. In the normal condition, from the upper epitel akan serviks and exfoliate dead, along with the new cells will form. Persistent HPV infection that will disrupt this process, where the cells will continue bermultiplikasi old. At the beginning, will cells that abnormal (prekanker) and then akan menginvasi layer / network that is underneath (invasif cancer). Because the development of HPV infection to cancer invasif very slow, then the cancer will generally appear at the age of 40 and 50-an-an. Seviks cancer prevention can be done in two ways, namely by preventing infection or detect prekusor cancer serviks and provide treatment. Form of primary prevention can be achieved with the keterpaparan to control the virus with the sexual life, practice monogamy, and sexual ensure faithful pair / couple does not change and does not become infected. Visual Inspection with acetic Acid (VIA) VIA is also known as the cervicoscopy, which is an alternative to test sitologi that can be used along with pap smear screening. Method used in the VIA 3-5% acetate acid (vinegar) that can disemprotkan or with a cotton swab on serviks. Then serviks diobservasi with the naked eye for a minute. Positive results appear as white areas in the vicinity of the transformation zone that indicates a change lesi prekanker or the beginning of a process invasif cancer. VIA does not require laboratory or the intensive staff training. Results obtained quickly, making it possible treatment is done on a one-time visits, so decrease the number of patients escaped from supervision. When compared with pap smear and HPV DNA testing, VIA has a surplus that is able to identify positive lesi a very minimal, whereas in the lesi-lesi like this is not appropriate to do cryoterapi. Thus, this method can be a reference for the selection of treatment in areas with limited resources, especially in determining whether someone akan diterapi with cryoterapi or not. Sensitivity better than VIA papsmear, but a visual inspection is subjective and supervision needed for quality control. VIA may not work well on women postmenopouse because at the time of the transformation zone menopouse akan experienced regression in kanalis servikalis. In developed countries, women with positive screening results with the pap smear or HPV DNA, will undergo diagnostic tests, such as colposcopy. Colposcopy is the examination procedure with the vagina and serviks using magnets with the light source to identify abnormal areas on serviks and is also used to guide the biopsy sample. Screen-and-treat programs In developing countries has now developed a screen-and-treat programs, that is where the women with positive screening results are no longer undergo further diagnostic testing, but immediately get the therapy. The screen-and-treat is mainly conducted in areas with limited resources where the transport, time, and other access will make the follow-up visits. Benefits is the number of women who separated from the control treated before akan decreased. Screen-and-treat programs have been conducted in Thailand, South Africa, and Ghana, and evaluation showed satisfactory results. Data obtained show that VIA and cryoterapy made on one or two visits without diselingi with colposcopy is one alternative which is very effective in terms of financing compared with other conventional methods. The women make active screening examination on reproductive health, especially in the case of uterus neck cancer, especially of groups with high risk, because lehe womb cancer takes so long to grow with the early treatment will be appropriate and quick. Neck cancer in the womb early stages can be cured if the get therapy.
Source : Tabloid Contrast: 502 Year XI 13 - 19 August 2009
Klinik
Manfaat Asam cuka dalam Diagnosa Kanker Serviks
Oleh M. Andalas, dr, SpOG
19 August 2009, 10:21 KONTRAS Administrator
Kanker serviks adalah urutan kedua dari jenis kanker yang paling banyak diderita oleh kaum wanita di seluruh dunia serta menjadi penyebab kematian akibat kanker pada kaum wanita di negara berkembang. Insiden dan angka kematian kanker serviks di negara-negara maju telah menurun dengan drastis dalam 40 tahun terakhir. Namun, di negara-negara berkembang penyakit ini masih menjadi momok yang menakutkan. Meskipun insiden dan angka kematian telah menurun, namun tidak semua wanita penderita kanker serviks di negara maju mendapatkan perawatan yang mereka butuhkan. Dalam hal ini terjadi perbedaan antara wanita yang kaya dengan yang miskin. Di negara maju dengan perawatan yang sesuai, wanita yang berasal dari golongan menengah ke atas akan lebih baik keadaannya dibandingkan dengan wanita dari golongan ekonomi menengah ke bawah.Salah satu upaya meredam kasus kanker serviks adalah deteksi awal adanya kelainan di masyarakat yang selama ini telah dikenal secara luas dengan pemeriksaan Tes Paps. Ini adalah suatu tes yang relatif ampuh untuk mendeteksi awal kanker serviks, tetapi tes ini sering terkendala dengan pemeriksaan patologi dan biayanya relatif mahal. Sedangkan dengan tes asam cuka yang dikenal dengan tes IVA (Inspeksi Visual Asam Asetat), relatif mudah, cepat, praktis, dan murah. Tes ini mulai dilirik untuk ditingkatkan penggunaan di perifer melalui pelatihan standar teknik dalam mengusap mulut rahim dan penilaian ada atau tidak lesi bagi tenaga kesehatan, melalui kerja sama Himpunan Onkologi Ginekologi Indonesia (HOGI) dan lembaga donor asing. Alasan penggunaan tes asam cuka adalah selain berbiaya murah juga lebih simpel untuk dimengerti oleh tenaga kesehatan. Dan bila ini ditemui bisa segera dilakukan tindakan selanjutnya, berupa konfirmasi diagnosis lanjutan atau untuk tindakan. Hampir setengah juta kasus kanker serviks terdiagnosa setiap tahun dan setengah dari jumlah penderita adalah para wanita yang belum pernah menjalani skrining. Di seluruh dunia setiap tahunnya lebih dari seperempat juta wanita meninggal dunia akibat penyakit ini. Insiden angka kematian yang paling tinggi dijumpai di daerah Gurun Sahara, Afrika, Amerika Latin, dan Asia Selatan. Secara keseluruhan angka kematian di negara berkembang mencapai empat kali lipat dari negara maju, sekitar 80-85% dari angka kematian secara global terjadi di negara berkembang.Saat ini diperkirakan ada 630 juta orang di seluruh dunia terinfeksi oleh HPV dan wanita lebih banyak terinfeksi dibandingkan pria. Di Amerika Serikat sekitar 40% wanita muda terinfeksi HPV dalam waktu tiga tahun sejak mereka aktif secara seksual. Kontak pertama biasanya terjadi pada usia remaja dan awal usia tiga puluh. Insiden tertinggi ditemukan pada wanita muda usia 25 tahun dan berkaitan erat dengan aktivitas seksual yang sangat aktif. Lesi prekanker dan kanker biasanya berkembang pada zona transformasi atau transformation zone di serviks, dimana daerah ini akan melebar pada saat pubertas dan kehamilan. Pada kondisi normal, lapisan atas dari epitel serviks akan mati dan terkelupas, bersamaan dengan itu sel-sel baru akan terbentuk. Infeksi HPV yang persisten akan mengganggu proses ini, dimana sel-sel tua akan terus bermultiplikasi. Pada awalnya akan terbentuk sel-sel yang abnormal (prekanker) dan kemudian akan menginvasi lapisan/jaringan yang ada di bawahnya (kanker invasif). Karena proses perkembangan dari infeksi HPV menuju kanker invasif sangat lambat, maka umumnya kanker akan muncul pada usia 40-an dan 50-an. Pencegahan kanker seviks dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu dengan mencegah infeksi atau mendeteksi prekusor kanker serviks dan menyediakan pengobatan. Bentuk pencegahan primer dapat dicapai dengan menghindari keterpaparan terhadap virus dengan mengontrol kehidupan seksual, kebiasaan monogami, serta memastikan pasangan seksual setia/tidak berganti pasangan dan tidak terinfeksi. Visual Inspection with Acetic Acid (VIA)VIA yang juga dikenal dengan cervicoscopy, yang merupakan suatu alternatif untuk uji sitologi yang dapat digunakan bersamaan dengan skrining pap smear. Pada metode VIA digunakan asam asetat 3-5% (cuka) yang dapat disemprotkan atau swab dengan kapas pada serviks. Kemudian serviks diobservasi dengan mata telanjang selama satu menit. Hasil positif tampak sebagai daerah putih di sekitar zona transformasi yang menunjukkan adanya perubahan lesi prekanker atau proses awal suatu kanker invasif. VIA tidak membutuhkan laboratorium atau pelatihan staf secara intensif. Hasil diperoleh dengan cepat, sehingga memungkinkan dilakukan pengobatan pada satu kali kunjungan sehingga menurunkan jumlah pasien yang lolos dari pengawasan. Bila dibandingkan dengan pap smear dan tes DNA HPV, VIA memiliki kelebihan yaitu mampu mengidentifikasi lesi positif yang sangat minimal, dimana pada lesi-lesi seperti ini tidak sesuai untuk dilakukan cryoterapi. Dengan demikian metode ini dapat menjadi acuan pemilihan bentuk pengobatan di daerah-daerah dengan sumber daya terbatas, terutama dalam menentukan apakah seseorang akan diterapi dengan cryoterapi atau tidak. Sensitivitas VIA lebih baik daripada papsmear, namun inspeksi secara visual bersifat subjektif dan supervisi diperlukan untuk kendali mutu. VIA tidak dapat bekerja dengan baik pada wanita postmenopouse karena pada saat menopouse zona transformasi akan mengalami regresi ke dalam kanalis servikalis.Di negara maju, wanita dengan hasil skrining positif baik dengan pap smear atau DNA HPV, akan menjalani uji diagnostik, misalnya seperti colposcopy. Colposcopy adalah prosedur pemeriksaan vagina dan serviks dengan menggunakan alat magnet dengan sumber cahaya untuk mengidentifikasi daerah abnormal pada serviks dan juga digunakan untuk memandu pengambilan sampel biopsi. Screen-and-treat programsDi negara berkembang kini telah dikembangkan screen-and-treat programs, yaitu dimana para wanita dengan hasil skrining positif tidak lagi menjalani uji diagnostik lebih lanjut, namun segera mendapatkan terapi. Pendekatan screen-and-treat ini terutama dilakukan di daerah dengan sumber daya terbatas dimana transportasi, waktu, dan akses lainnya akan mempersulit dilakukannya kunjungan follow up. Keuntungannya adalah jumlah wanita yang lepas dari pengawasan sebelum diobati akan menurun. Screen-and-treat programs telah dilaksanakan di Thailand, Afrika Selatan, dan Ghana dan evaluasi menunjukkan hasil yang memuaskan. Data yang diperoleh menunjukkan bahwa VIA dan cryoterapy yang dilakukan pada satu atau dua kali kunjungan tanpa diselingi dengan colposcopy adalah salah satu alternatif yang sangat efektif dalam segi pembiayaan dibandingkan dengan metode konvensional lainnya.Sudah saatnya para wanita aktif melakukan pemeriksaan skrining pada petugas kesehatan reproduksi terutama dalam hal kanker leher rahim, khususnya terhadap kelompok dengan risiko tinggi, karena kanker lehe rahim membutuhkan waktu lama untuk berkembang sehingga dengan diketahui dini akan mendapat pengobatan yang tepat dan cepat. Kanker leher rahim pada stadium awal bisa sembuh bila mendapat terapi.--Tabloid KONTRAS Nomor : 502 Tahun XI 13 - 19 Agustus 2009